Blog Archive

Jelang Ramadhan, Makam Uje "Memerah"


KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESUstaz Jeffry Al Buchori saat dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013) . Para pelayat mengiringi dengan doa dan taburan bunga. Ustaz yang akrab disapa Uje ini meninggal akibat kecelakaan tunggal.
JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ramai dikunjungi peziarah, Sabtu (6/7/2013). Orang ramai lalu lalang sejak di gerbang masuk hingga areal pemakaman. Jalan Kyai Haji Mas Mansyur di depan makam itu pun dipenuhi kendaraan yang parkir.

Dari gerbang hingga ujung jalan pemakaman, para pedagang terlihat berjejer menawarkan aneka dagangan. Ada bunga untuk nyekar di kuburan, air bunga mawar, aneka pernak-pernik hingga makanan pun tersedia di area TPU.

Orang-orang terlihat membersihkan makam sanak saudaranya yang sudah meninggal. Awan (29) mengungkapkan, ia datang berziarah ke makam keluarganya. "Saya sudah biasa setiap menjelang puasa selalu menyempatkan diri berziarah ke makam keluarga saya di sini," katanya.

Di pemakaman ini juga terdapat kubur almarhum Ustaz Jefri Al Buchori. Makam Uje, demikian almarhum dipanggil, terlihat ramai. Sebuah pengeras suara dipasang di atas sebuah bambu dekat makamnya. Persis di atas pusaranya terbentang sebuah terpal berukuran lebih kurang 6 x 6 meter.

Seorang pemandu doa tak henti-henti melantunkan doa dan ayat-ayat suci Al Quran. Silih berganti orang datang dan pergi di makam Uje. Kuntum-kuntum bunga berwarna merah menutupi seluruh gundukan rumah keabadian Uje. Makam itu memerah. Harum mawar merebak dari air bunga yang disiram para peziarah di atas pusara itu. Di sisi nisan, sebuah pigura bewarna emas membingkai foto Uje yang sedang tersenyum. (Adi Suhendi)

0 komentar:

Posting Komentar